Dharma Pongrekun: Saya Tidak Peduli dengan Survei yang Ada, Survei Independen Kami 55-68 Persen
Cerdas MemilihNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Dharma Pongrekun: Saya Tidak Peduli dengan Survei yang Ada, Survei Independen Kami 55-68 Persen. Foto : Achmad Basofi

Jakarta, tvrijakartanews - Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun memberikan tanggapan menarik terkait hasil survei elektabilitasnya dari lembaga survei Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) yang menunjukkan angka 5,1 persen.

Dharma menegaskan, bahwa dirinya tidak terlalu peduli dengan hasil survei tersebut. Menurutnya, hasil survei elektabilitasnya itu naik kemungkinan ada pihak yang membayar, sehingga menjadi naik.

Namun, Dharma menegaskan bahwa ia dan timnya tidak punya uang untuk terlibat dalam hal itu.

"Saya malah nggak peduli loh dengan survei, kalau naik mudah-mudahan karena ada yang bayarin. Kalau saya naik berarti mungkin ada yang bayarin. Yang pasti saya nggak punya uang," kata Dharma kepada wartawan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2024).

Kemudian ia mengatakan, bahwa survei yang diperoleh dari 'Survei Independen' berbeda. Dharma dan wakilnya Kun Wardana Abiyoto mendapatkan angka yang pooling (pengumpulan) dari rakyat itu ada di 68%, 55%, dan 68%.

Bahkan untuk survei independen itu, ia dan timnya tidak mengetahui, Dharma mengatakan tidak kenal dengan mereka. Ia menambahkan, bahwa survei yang dilakukan adalah hasil suara murni dari rakyat tanpa intervensi pihak manapun.

"Dan ingat, survei kami yang independen, pooling dari rakyat itu ada 68%, 55%, 68%. Itu independen. Kami nggak suruh, saya nggak kenal. Nah itu baru murni," jelas Dharma.

Maka dari itu Dharma mengingatkan, pentingnya kejujuran dalam dunia politik. Ia mengatakan, repot kalau semua berdasarkan siapa yang bayar. Menurutnya, itu yang terjadi di negeri ini.

Namun ia menegaskan, ini bukan menuduh, tapi masyarakat harus sadar tentang hal itu.

"Yang repot kalau semua berdasarkan siapa yang bayar. Itu yang terjadi di negeri ini, saya tidak menuduh," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga berbagi pengalamannya tentang pemahaman ilmu statistik yang sudah dipelajarinya. Ia mengatakan, tahu tentang ilmu statistik, kemudian cara menggiring mindset manusia dengan membangun narasi, dengan opini yang dibentuk berulang-ulang.

Bahkan, ia juga mengaku paham tentang mind control. Ia menjelaskan, prinsip paling dasar dalam mind control adalah repetisi, pengulangan. Menurutnya, itu yang terjadi sekarang, jika merujuk pada fenomena narasi politik yang terus digulirkan di media.

"Tetapi saya belajar tentang ilmu statistik. Saya belajar tentang bagaimana cara menggiring mindset manusia dengan membangun narasi, membangun opini dengan narasi-narasi yang disampaikan berulang-ulang. Saya paham ilmu mind control," jelas Dharma.

"The most basic on mind control is repetition. Memprogram manusia hanya dengan satu cara. Pengulangan. Itulah yang kita alami sekarang," sambungnya.

Dharma menambahkan, bahwa politik seharusnya kembali pada esensi yang lebih murni, yakni suara rakyat.